Rabu, 15 Mei 2013

Materi

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Berdo'alah setiap sebelum belajar (Karakter religi)

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif

karaker yang ditanamkan peduli sosial, empati, percaya diri dan religi


1. Interaksi Sosial Asosiatif

Pola hubungan interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat tercipta karena adanya
kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

a. Kerja Sama
Satu tim sepak bola harus bekerja sama untuk dapat menciptakan gol ke gawang
lawan. Sangat jarang terjadi seorang pemain sepak bola mencetak gol tanpa bantuan
temannya. Kekompakkan tim sepak bola merupakan salah satu contoh bentuk kerja sama.
Dari contoh ini dapat dilihat bahwa kerja sama dapat timbul karena adanya orientasi
perorangan terhadap kelompoknya sendiri (ingin timnya menang) atau kelompok orang
lain (ingin tim lawan kalah). Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama.
Tanpa adanya kerja sama, mustahil manusia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
Kerja sama adalah proses saling mendekati dan bekerja sama antarindividu, antara individu
dan kelompok, atau antarkelompok, dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan dan
kebutuhan bersama.
Kerja sama dapat kita temukan pada semua kelompok umur, mulai anak-anak sampai
orang dewasa. Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila:
(1) orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama,
(2) masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi
kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.


b. Akomodasi
Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan.
Akomodasi dilakukan dengan tujuan tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Artinya, akomodasi merupakan bentuk penyelesaian tanpa
mengorbankan salah satu pihak. Adakalanya, pertentangan yang terjadi sulit diatasi
sehingga membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya, perkelahian antara
dua orang siswa di sekolah. Guru dapat menjadi perantara untuk mendamaikan kedua
siswa setelah guru mempelajari penyebab terjadinya perkelahian.
Adapun tujuan akomodasi adalah seperti berikut.
(1) Mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham.
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
(3) Memungkinkan terwujudnya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan.
(4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran.


c. Asimilasi
Asimilasi merupakan bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya usahausaha
mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Mereka tidak lagi merasa sebagai kelompok yang berbeda sebab mereka lebih
mengutamakan kepentingan dan tujuan yang akan dicapai bersama. Bila kedua
kelompok masyarakat telah mengadakan asimilasi, batas antara kedua kelompok
masyarakat itu dapat hilang dan keduanya berbaur menjadi satu kelompok. Misalnya,
orang Jawa yang bertransmigrasi ke Papua akan berasimilasi dengan penduduk setempat
sehingga batas-batas antara kelompok masyarakat tidak begitu jelas lagi terlihat satu
dengan lainnya. Banyak di antara mereka yang menikah dengan penduduk setempat.
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut.
(1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
(2) Orang perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung
dan intensif untuk waktu lama.
(3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masingmasing
berubah dan saling menyesuaikan diri.
Proses asimilasi dapat berlangsung dengan mudah atau dapat juga dihambat. Faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah sebagai berikut.
(1) Toleransi
(2) Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
(3) Sikap menghargai kehadiran orang asing dan kebudayaannya
(4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
(5) Memiliki persamaan historis dalam unsur-unsur kebudayaan
(6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda
(7) Adanya musuh bersama dari luar

Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah
seperti berikut.
(1) Terisolasi kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
(2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
(3) Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.
(4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan golongan atau kelompoknya.
(5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri fisik.
(6) Adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok
dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan (in-group feeling).
(7) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa.
(8) Munculnya perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan
pertentangan-pertentangan pribadi.

d. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi,
sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu,
sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah
dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan
kebudayaan asli Indonesia. Bentuk-bentuk akulturasi yang masih ditemukan saat ini
misalnya upacara Sekaten, Gerebeg Maulid, dan lainnya.

2. Interaksi Sosial Disosiatif
Disosiatif merupakan kebalikan dari asosiatif. Bila pada proses sosial asosiatif lebih
menekankan bentuk kerja sama, proses sosial disosiatif lebih ditekankan pada bentuk
persaingan atau perlawanan.
Terdapat tiga bentuk interaksi disasosiatif, yaitu persaingan, kontravensi, dan
pertentangan.

a. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi di mana individu atau kelompok
saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidangbidang
tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil. Misalnya,
persaingan antara dua juara kelas di satu sekolah untuk membuktikan siapa yang layak
dapat bintang sekolah. Kedua juara kelas itu akan belajar dengan sungguh-sungguh
untuk mencapai gelar tersebut. Persaingan yang terjadi antara dua orang merupakan
persaingan pribadi. Ada juga persaingan yang bersifat kelompok. Misalnya, persaingan
antara Persipura Jayapura dan Persib Bandung dalam memperebutkan tempat di putaran
final Liga Indonesia.
Persaingan berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa
bentuk persaingan.
(1) Persaingan ekonomi, contohnya perang iklan menawarkan produk, baik di media
massa cetak maupun elektronik; persaingan memperoleh pekerjaan.
(2) Persaingan kebudayaan, contohnya sinetron dan telenovela, peminat film Avatar
lebih banyak daripada penggemar film Si Unyil, persaingan antara tontonan
tradisional seperti wayang orang dan film-film di bioskop

(3) Persaingan kedudukan dan peranan, misalnya persaingan antara para calon gubernur
dan wakil gubernur dalam pilkada.
(4) Persaingan ras, misalnya persaingan antara orang kulit putih dan orang kulit hitam
di Afrika Selatan.


b. Pertentangan
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok dengan
sadar atau tidak sadar menentang pihak lain yang disertai ancaman atau kekerasan untuk
mencapai tujuan atau keinginannya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan
paham dan kepentingan. Hal ini dapat menimbulkan semacam gap (jurang pemisah)
yang dapat mengganggu interaksi sosial di antara pihak-pihak yang bertikai.
Pertentangan dapat terjadi pada semua lapisan masyarakat, individu atau kelompok,
mulai dari lingkungan kecil sampai masyarakat luas. Pertentangan dapat timbul karena:
(1) perbedaan pendapat, prinsip, aturan antarindividu
(2) perbedaan adat istiadat, kebudayaan
(3) perbedaan kepentingan politik, ekonomi, dan sosial
(4) perubahan sosial, disorganisasi, dan disintegrasi


c. Kontravensi
Kontravensi ialah bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan. Kontravensi ditandai dengan gejala adanya ketidakpuasan terhadap
seseorang atau sesuatu. Sikap tersebut dapat terlihat jelas atau tersembunyi. Sikap
tersembunyi tersebut dapat berbuah menjadi kebencian, akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau pertikaian.
Menurut sifatnya, bentuk-bentuk kontravensi adalah sebagai berikut.
(1) Umum: penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.

(2) Sederhana: menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui
selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian kepada pihak
lain.
(3) Intensif: penghasutan, menyebarkan desas-desus, mengecewakan pihak-pihak lain.
(4) Rahasia: mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat.
(5) Taktis: mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkan pihak lain,
memaksa pihak lain dengan kekerasan, provokasi, dan intimidasi.



LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)


LKS (lembar kegiatan siswa) adalah sebuah lembar yang berisi seperangkat instruksi tentang suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara  berkelompok atau individual dalam proses Elaborasi.
Kegiatan belajar dalam LKS bisa berupa:
  1. LKS Kegiatan diskusi
Siklus I :
Topik : Diskusikanlah tentang contoh-contoh kegiatan bentuk interaksi Sosial yang ada dilingkungan mu!
Isilah Kolom berikut :
N0
Bentuk Kegiatan
Keterangan
1
2
3
4
5




  1. Kegiatan simulasi/bermain peran atau praktik  yang harus dilakukan siswa, serta tugas-tugas lain yang terkait dengan hal tersebut.
Contoh LKS Simulasi I:
Untuk kegiatan Simulasi
KD                  : Bentuk Interaksi Sosial
Indikator         : Mempragakan contoh bentuk interaksi sosial
Deskripsi naskah:
       Judul : kerjasama
      KD : bentuk interaksi sosial
       Kegiatan Simulasi 1:

Dua orang murid disuruh memperagakan kegiatan kerjasama. Keduanya disuruh memasang papan ke diding. Bagaimana proses kerjasamanya?  

        Kegiatan Simulasi 2: Dua orang murid disuruh memperagakan kegiatan kerjasama. Keduanya disuruh membersihkan kelas . Bagaimana proses kerjasamanya?  


Keterangan:   Guru dan/atau siswa menyusun scenario/naskah dialog simulasi sebelum melakukan simulasi.

LKS Soal Latihan I Siswa X:
Jawablah pertanyaan berikut :
N0
Soal
Jawab
1


2


3

4



5


6


7

Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerjasama!

Interaksi sosial akan terwujud apabila terjadi.....

Identifikasi adalah......

Syarat terjadinya interaksi adalah......
faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah.....

komunikasi dapat menghasilkan kerja sama apabila.....

dalam kehidupan sosial, manusia dituntut melakukan interaksi sosial berdasarkan....

Turut berduka cita saat tetangga



a.       LKS Soal Latihan I Siswa Y:
Jawablah pertanyaan berikut :
N0
Soal
Jawab
1


2


3

4



5


6


7

Jelaskan apa yang dimaksud dengan kerjasama!

Interaksi sosial akan terwujud apabila terjadi.....

Identifikasi adalah......

Syarat terjadinya interaksi adalah......
faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial adalah.....

komunikasi dapat menghasilkan kerja sama apabila.....

dalam kehidupan sosial, manusia dituntut melakukan interaksi sosial berdasarkan....

Turut berduka cita saat tetangga



Selasa, 22 Januari 2013

Puisi Suara hati ATR yang lagi jatuh cinta

Puisi-puisi suara hati ATR

 Katakan Sayang....

Ketika hati jatuh....pada suatu ruang...
Ketika jiwa terpana pada suatu hati...
Ketika rindu mengebu di suatu kalbu...
Ku takmampu berucap cinta....
kutakmampu berkata sayang
Bahkan tak mampu berucap rindu...

       Hasrat yang menggebu hanya sebatas asa
       Rasa yang membara hanya sebatas pinta
       Hati menjeit....ingin berkata
       Jiwa merana ingin bersama
       Namun Kata tak terucap
        Namun rindu tak ter jawab
Hanya iringan do'a dalam bisikan hati
Hanya untaian kata dalam sanubari
yang mampu terucap...
Yang mampu berucap...sekeras mungkin...sekencang petir dan
Setulus mungkin......


Diam itu Emas

Diam itu emas...diam itu...
Dalam diam hati berbisik...
Dalam diam hati berkata
Dalam diam hati berteriak

Biar tak mampu berucap
biar tak mampu berkata
Biar tak mampu berbicara
Namun Jiwa tetap membara

Ada cinta tak terucap
Ada rindu tak ter jawab
Ada kasih tak terungkap
Namun itu adalah emas
Karna.....
Cinta belum berlegal halal
karna rindu belum bertabur berkah.

Senin, 22 Oktober 2012

gambar Interaksi Sosial Dalam Keluarga

lihuygvvbivi iyg ygig8

adab bergaul deengan lawan jenis

Adab Bergaul dengan Lawan Jenis

AddThis Social Bookmark Button
E-mailCetakPDF
Dilahirkan sebagai seorang wanita adalah anugerah yang sangat indah dari Allah Ta’ala. Sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh seorang pria.Terlebih anugerah itu bertambah menjadi muslimah yang mukminah yaitu wanita muslimah yang beriman kepada Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah tentu tidak mudah,karena banyak sekali godaan-godan dalam mencapainya. Dikarenakan  balasan yang Allah janjikan pun tidak terbandingkan dan semua wanita pun menginginkannya. Godaan-godaan untuk menjadi wanita shalihah sering kali datang dan menggebu-gebu saat kita menginjak usia remaja,di mana masa puberitas seorang wanita ada di masa ini. Bukan hal yang mudah pula bagi remaja muslim dalam melewati masa ini, namun sungguh sangat indah bagi para remaja yang bisa dikatakan lulus dalam melewati masa pubertas yang penuh godaan ini.
Salah satu godaan yang amat besar pada usia remaja adalah “rasa ketertarikan terhadap lawan jenis”. Memang, rasa tertarik terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia, baik wanita atau lelaki. Namun kalau kita tidak bisa memenej perasaan tersebut,maka akan menjadi mala petaka yang amat besar,baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang yang kita sukai. Sudah Allah tunjukkan dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)
Sebagai wanita muslimah kita harus yakin bahwa kehormatan kita harus dijaga dan dirawat, terlebih ketika berkomunikasi atau bergaul dengan lawan jenis agar tidak ada mudhorot (bahaya) atau bahkan fitnah. Di bawah ini akan kami ungkapkan adab-adab bergaul  dengan lawan jenis. Di antaranya:
Pertama: Dilarang untuk berkholwat (berdua-duan)
TTM, teman tapi mesra, kemana-mana bareng, ke kantin bareng, berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Hal ini merupakan gambaran remaja umumnya saat ini,di mana batas-batas pergaulan di sekolah umum sudah sangat tidak wajar dan melanggar prinsip Islam. Namun tidak mengapa kita sekolah di sekolah umum jika tetap bisa menjaga adb-adab bergaul dengan lawan jenis. Jika ada seorang laki-laki berduaan dengan seorang perempuan maka yang ketiga sebagai pendampingnya adalah setan.
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا
Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin." (HR. Ahmad, sanad hadits ini shahih)
Daripada setan yang menemani kita lebih baik malaikat bukan? Ngaji,membaca Al Quran dan memahami artinya serta menuntut ilmu agama InsyaAllah malaikatlah yang akan mendampingi kita.Tentu sebagai wanita yang cerdas, kita akan lebih memilih untuk didampingi oleh malaikat.
Kedua: Menundukkan pandangan
Pandangan laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya adalah termasuk panah-panah setan. Kalau cuma sekilas saja atau spontanitas atau tidak sengaja maka tidak menjadi masalah pandangan mata tersebut, pandangan pertama yang tidak sengaja diperbolehkan namun selanjutnya adalah haram.Ketika melihat lawan jenis,maka cepatlah kita tundukkan pandangan itu, sebelum iblis memasuki atau mempengaruhi pikiran dan hati kita. Segera  mohon pertolongan kepada Allah agar kita tidak mengulangi pandangan itu.
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
"Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku." (HR. Muslim)
Ketiga: Jaga aurat terhadap lawan jenis
Jagalah aurat kita dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya. Maksudnya mahram di sini adalah laki-laki yang haram untuk menikahi kita. Yang tidak termasuk mahram seperti teman sekolah, teman bermain, teman pena bahkan teman dekat pun kalau dia bukan mahram kita, maka kita wajib menutup aurat kita dengan sempurna. Maksud sempurna di sini yaitu kita menggunakan jilbab yang menjulur ke seluruh  tubuh kita dan menutupi dada. Kain yang dimaksud pun adalah kain yang disyariatkan, misal kainnya tidak boleh tipis, tidak boleh sempit, dan tidak membentuk lekuk tubuh kita. Adapun yang bukan termasuk aurat dari seorang wanita adalah kedua telapak tangan dan muka atau wajah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
"Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki." (HR. Tirmidzi, shahih)
Keempat: Tidak boleh ikhtilat (campur baur antara wanita dan pria)
Ikhtilat itu adalah campur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Tentu kita sebagai wanita muslimah tidak mau dijadikan obyek pandangan oleh banyak laki-laki bukan? Oleh karena itu kita harus menundukkan pandangan,demikian pun yang laki-laki mempunyai kewajiban yang sama untuk menundukkan pandangannya terhadap wanita yang bukan mahramnya, karena ini adalah perintah Allah dalam Al Qur’an dan akan menjadi berdosa bila kita tidak mentaatinya.
Kelima: Menjaga kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini banyak sekali remaja yamng terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas. Sebagai muslim kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau membangkitkan nafsu syahwat, tidak terlalu sering membaca atau menonton kisah-kisah percintaan, tidak terlalu sering berbicara atau berkomunikasi dengan lawan jenis, baik bicara langsung (tatap muka) ataupun melalui telepon, SMS, chatting, YM dan media komunikasi lainnya.
Sudah selayaknya sebagai seorang muslim-muslimah baik remaja atau dewasa, kita mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk mematuhi adab-adab bergaul dengan lawan jenis tersebut. Semoga Allah memudahkan usaha kita. Amin.

Penulis: Ummu Zainab (Santri Ma’had Umar)
Muroja'ah: M.A. Tuasikal

contoh hubungan kelompok

 Nilai persahabatan

 Nilai kerja sama tim

Gambar : contoh hubungan sosial dalam kelompok

Nilai cinta tanah air
 Gambar : Contoh hubungan sosial antar kelompok

Senin, 15 Oktober 2012

SEKSUALITAS

Sebagai masyarakat timur, seringkali kita merasa sungkan membicarakan masalah seksualitas. Apalagi pada individu autis, yang memang memerlukan penanganan khusus. Selain sungkan, kebanyakan orang tua juga tidak sanggup menghadapi rangkaian masalah yang harus dihadapi di kemudian hari dan memilih untuk menyimpan masalah itu hingga saat-saat terakhir. Padahal justru peran orang tua di masa kanak anak sangatlah menentukan dalam mempersiapkan anak-anak autis ini menghadapi masa-masa remaja dan masa dewasa mereka. Tanpa persiapan dan penjelasan sebelumnya, anak autis bingung dan cemas menghadapi perubahan fisik dalam diri mereka atau terlanjur menjadi korban penanganan lingkungan yang kurang bertanggung jawab.